Thales of Miletus - filsuf pertama di dunia



Thales of Miletus - filsuf pertama di dunia

"Air adalah dasar dari segala sesuatu"

Pemikiran menarik ini berasal dari filsuf PERTAMA yang tercatat di dunia. Setidaknya, ada 3 buah konsep menarik yang ditawarkan Thales, yaitu konsep jiwa, asal mula segala sesuatu, dan geometri.

Thales hidup di jaman Archaic, sekitar abad 8 sampai 6 sebelum masehi. Saat itu, sistem penulisan alfabet seperti yang saat ini kita pakai mulai dikembangkan dan jaman ini dikenal sebagai permulaan dari abad filsafat Barat.

Kita sebut saja pre-Thales people, menganut kepercayaan mitologis, atau menjelaskan segala sesuatu dari mitologi-mitologi yang ada. Hal ini mirip dengan konsep animisme dan dinamisme yang ada di Indonesia jaman nenek moyang kita.

Thales kemudian menjelaskan dunia dengan menitikberatkan pada penggunaan rasio manusia, bukan mitos-mitos yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Aristoteles menyebut beliau sebagai orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta.

Nah, kita mulai pembahasan filsafatnya dari subtansi fundamental dari alam semesta: air. Ia beranggapan bahwa di semesta ini, semua berawal dari SATU substansi, teori ini disebut Monisme. Nah, filsuf lain setelah Thales juga banyak yang menganut prinsip Monisme ini. Filsuf yang mempercayai realitas sebagai monostik:

1. Thales = air 2. Anaximander = Apeiron 3. Anaximenes = udara 4. Heraclitus = api 5. Parmenides = lingkaran sempurna yang tidak bergerak, terbagi, dan berubah *Apeiron adalah "sesuatu", tapi tidak diketahui itu adalah apa.

Kembali ke Thales, mari kita melihat cara berpikirnya sampai ia dapat mengatakan bahwa air adalah dasar dari segala sesuatu. Kita mulai dari pertanyaan "Apa yang menjadi bahan dasar alam semesta?"

Thales menyebut 4 kriteria yang menjadi bahan dasar tersebut, yaitu:

1. Sesuatu darimana semuanya dapat terbentuk
2. Penting untuk kehidupan 
3. Mampu bergerak 
4. Mampu berubah Thales pun menyadari bahwa air terdapat di bahan-bahan makanan yang diperlukan makhluk hidup, kriteria pertama bisa masuk. Bagaimana dengan kriteria lainnya?

Ia kemudian melihat bahwa air dapat berubah wujud menjadi padat, cair, dan gas. Kriteria ketiga dan keempat sepertinya masuk juga. Terakhir, ia menyatakan bahwa bumi mengapung layaknya tempat tidur di atas lautan. Lalu ia menyimpulkan bahwa BUMI terletak di atas AIR!

Satu lagi, tanpa air, semua mahluk hidup juga akan meninggal. Maka dari itu, ia akhirnya menyatakan bahwa air ialah sumber dari segala sesuatu. Pemikiran ini disebut-sebut menjadi cara pandang rasional pertama dalam budaya Barat.

Kemudian kita bahas tentang pandangan jiwanya Thales. Bapak ini mempercayai sebuah konsep yang dinamakan Hilozoisme, dimana jiwa itu dimiliki oleh semua entitas yang ada di semesta, baik mahluk hidup maupun benda mati. Benda mati dapat memiliki jiwa?

Thales melihat sebuah fenomena dimana magnet dapat menggerakan sebuah besi. Ia beranggapan bahwa benda mati mempunyai kekuatan abiogenesis. Abiogenesis sendiri merupakan sebuah ilmu mengenai bagaimana kehidupan biologis dapat muncul dari materi anorganik melalui proses alami.

Ilmu abiogenesis ini sangat menarik, kita akan bahas di lain waktu lebih dalam ya! Kita lanjut ke konsep terakhir dari Thales, yakni Teorema Thales!

Itu bukannya yang ada di pelajaran matematika pas sekolah? Iya, tapi sepertinya agak menyulitkan kalau dirangkai menjadi kata.

Karena matematika adalah ilmu eksakta dan kalau multi tafsir justru menjadi sesat sekali, maka saya berikan saja sebuah link untuk mengerti Teorema Thales lebih dalam ya face with tears of joy. https://t.co/YA2m60PMDn?amp=1.

No comments:

Post a Comment